Kecoak Elektronik Indonesia [ KEI ] http://www.kecoak-elektronik.net #################################################################### TOKET - Terbitan Online Kecoak Elektronik Defending the classical hackers mind since 1995 Publisher : http://www.kecoak-elektronik.net Contact : staff@kecoak-elektronik.net #################################################################### Subject : Non-Official Cover (NOC) of Spywar Writer : Nemo Contact : Can't Be Contacted Style : Unicode Transformation Format (UTF-8) --[1]-- Kecoak Elektronik License Kecoak Elektronik secara aktif mendukung Blue Ribbon Campaign. Kami akan berusaha untuk menerbitkan semua informasi yang kami anggap patut diketahui, baik dokumen teks, artikel majalah, atau surat kabar. Seluruh kredit akan diberikan kepada sang pengarang. Kecoak Elektronik tidak bertanggung jawab atas tindakan orang lain. Informasi yang disajikan di situs ini adalah untuk tujuan pendidikan dan informasionil belaka. Jika anda memutuskan untuk mengejawantahkan dalam bentuk apapun informasi yang tersimpan di situs ini, anda melakukan atas keputusan sendiri, dan tidak seorangpun selain anda bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Dipersilahkan untuk mengambil sebagian atau seluruh dari isi artikel yang kami terbitkan dengan tetap mencantumkan kredit atas pengarang dan Kecoak Elektronik sebagai penerbit online. Artikel yang dikutip atau diambil tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan komersil. --[2] Introduction Perang Intelijen secara nyata menjelang abad 21, antara lain terindikasi peningkatan perang urat syaraf atau psywar dengan memanfaatkan teknologi informasi terkini. Terorisme meluas sebagai perpanjangan perang intelijen untuk merebut kekuasaan, baik oleh negara superpower maupun negara lainnya yang pada gilirannya menjadi kepentingan kelompok atau ekonomi (bayaran). Analisis intelijen menunjukkan globalisasi mengacu pada westernisasi setelah berakhirnya Perang Dunia II dengan runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Westernisasi merupakan arus besar yang mempunyai jangkauan ekonomi, politik, sosial, kultural dan teknologi. --[3]-- Non-Official Cover (NOC) Terorisme yang terjadi pada abad ini sebagai bagian dari perang intelijen, yang tujuannya tidak lain untuk menguatkan akar-akar neokolonialisme dan neokapitalisme Barat diseluruh dunia. Dibelakang isu dan aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam itu adalah neokolonialisme dan neokapitalisme koalisi global yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS). Mereka telah sukses membentuk opini masyarakat dunia tentang maraknya radikalisme Islam. Merujuk ke Lafontaine, pengamat ekonomi dari UGM, Revrisond Baswir dalam salah satu artikelnya mengatakan berbicara mengenai globalisasi sama artinya dengan berbicara mengenai penyebarluasan neoliberalisme. Berbicara mengenai neoliberalisme sama artinya berbicara mengenai ekspansi kepentingan para pemodal negara-negara kaya yang menjadi sponsor globalisasi. Di balik kedok globalisasi bersembunyi agenda-agenda ekonomi neoliberal yang dimotori oleh para pemodal negara-negara kaya. Tidak heran bila Petras dan Veltmeyer menyebut globalisasi sebagai imperialisme. Filsafat ekonomi-politik neoliberalisme memandang manusia beserta seluruh aspeknya semata-mata sebagai homo economicus (manusia ekonomi) dan menerapkannya sebagai satu-satunya model yang mendasari tindakan dan relasi manusia. Itulah sebabnya globalisasi akan mempengaruhi geopolitik. Sudah lama diketahui bahwa intelijen asing melakukan infiltrasi dengan menanamkan agennya di Indonesia. Umumnya agen asing beroperasi di bawah sandi Non-Official Cover (NOC) dengan berbagai kedok, apakah sebagai pebisnis, konsultan, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), dst. Mereka adalah agen asing yang punya kepentingan dengan Indonesia. Sudah lama diketahui bahwa intelijen asing sudah menyusup dan masuk ke berbagai lembaga di Indonesia. Apakah itu intelijen Amerika, Uni Eropa, Israel, Jepang dan Australia. Mereka ikut bermain, tentu saja dengan tujuan sendiri- sendiri. Di sini peran agen-agen CIA sebagai negara super power dominan. Sudah lama pula diketahui bahwa potensi konflik di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah diinfiltrasi intelejin asing. Data mengenai Indonesia, apakah mengenai buruh, petani, tenaga kerja, kelaparan, dan sebagainya lengkap dan akurat dimiliki Amerika. Siapa yang membuat laporan dan data itu? Dari mana data itu diperoleh? Ya, dari siapa lagi kalau bukan dari orang-orang yang mereka direkrut sebagai agen di sini. Analisis intelijen menyebutkan, intelijen asing ikut memainkan peran di daerah konflik. Suatu daerah/wilayah dapat direncanakan menjadi tension of local conflict area. Naik turunnya suhu politik dan keamanan suatu wilayah diatur oleh sponsor yang dikendaliskan Hq (Headquarter), yang merupakan bagian dari organisasi intelijen. Sejak lama sudah diketahui bahwa AS ingin mengontrol Selat Malaka. Logis karena selat yang memiliki panjang kurang lebih 600 mil, setiap harinya dilayari 150-900 kapal, termasuk 25-30 tanker menuju pelabuhan di kawasan Asia. Informasi yang beredar menyebutkan, bahwa Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat Laksamana Thomas Fargo dalam dengar pendapat di depan Komisi Persenjataan Kongres AS pada Maret 2004 mengungkapkan kekhawatirannya atas keamanan jalur pelayaran internasional di selat yang membentang antara Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka seiring dengan maraknya perompakan dan pembajakan. Ia mengusulkan agar Angkatat Laut AS disertakan dalam patroli keamanan. Selain itu juga disiagakan pasukan pemukul reaksi cepat yang setiap saat dapat diterjunkan di kawasan Selat Malaka yang dikenal daerah seribu pulau. Kendati isu ini dibantah Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld dalam seminar Masalah Keamanan di Asia Tenggara, namun Selat Malaka patut dinilai sebagai titik rawan di masa mendatang. Intelijen asing yang ditempatkan di Indonesia, memainkan perang intelijen. Mereka memperoleh gambaran "biasa", tapi diakses dengan teknik tinggi berdasarkan "sandi". Tujuan mereka untuk melumpuhkan perekonomian, di antaranya melalui 'travel ban' dan 'travel' warning. Intel asing melancarkan perang intelijen di Indonesia dalam bentuk: o Provokasi o Agitasi o Propaganda o Infiltrasi o Penetrasi o Sabotase o Spionase o Clandestine operation Menurut analisis intelijen, setiap ada perubahan mendasar di Indonesia harus sepengetahuan dan kontrol AS. Negeri Paman Sam itu tidak menginginkan Indonesia dikuasai oleh kelompok agama tertentu, karena bila sampai terjadi demikian, kepentingan nasionalnya bisa terancam. Agar sesuai dengan tujuan nasionalnya, maka bukan tidak mungkin intelijen asing menciptakan suatu skenario untuk menimbulkan konflik lokal berkepanjangan, namun tetap dalam kendalinya. Kenapa Amerika campur tangan dengan terorisme di Indonesia ? Karena orang Indonesia dianggap paling gampang direktrut jadi agen, tergantung kepentingan politiknya. Contohnya, sekarang banyak orang demonstrasi anti-Amerika. Alasannya, karena Amerika anti-teroris, yang seolah diidentikkan dengan Islam. Tetapi, itulah sasaran atau target Intelijen Amerika, yaitu supaya di Indonesia bangkit sentimen anti-Amerika. Tujuannya, kalau sentimen anti-Amerika yang menggebu itu bangkit, maka agen akan mencatat orang itu da berkata kepada pemerintah Indonesia, terutama kepada BIN, "Inilah daftar orang-orang teroris dipesantren-pesantren itu. Maka izinkanlah kam datang menangkapnya, bersama-sama Anda." Jadi, kalau terus-menerus kita demo disini, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi Afganistan kedua. Masuknya agen-agen asing ke Indonesia bisa menggunakan berbagai cara. Baik seara legal maupun ilegal. Cara legal melalui kedutaan negara masing-masing. Sementara yang ilegal mereka bisa merangkap sebagai peneliti atau penasihat. Operasi intelijen itu ada dua macam: terbuka seperti pers dan pejabat-pejabat seperti konsul-konsulnya. Itu yang terbuka. Mereka bisa bertemu siapa saja untuk memperoleh informasi. Sedangkan yang tertutup adalah melalui operasi klandestin. Itu sangat berat. Karena orang lain tidak mengetahui kalau mereka mencari sesuatu seperti dokumen dari siapa saja, termasuk dari orang-orang dekat yang disasar. Dugaan tanpa bukti (Behaptung ohne beweis), Mossad telah melakukan infiltrasi di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Mossad menempatkan orang-orangnnya di berbagai lembaga pemerintahan, non pemerintahan, seperti LSM, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Apa implikasi dari informasi ini, tentu saja perlu pengkajian lebih lanjut, karena sulit membuktikannya, mengingat perang intelijen dilakukan secara clandestine. Tujuan perang intelijen Mossad di Indonesia untuk melemahkan kekuatan bangsa, yakni secara sistematis memecah kekuatan elemen bangsa. Perang Intelijen yang terdeteksi, Mossad melakukan infiltrasi ke lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, bahkan bukan tidak mungkin masuk ke pesantren dengan wajah yang tidak kentara. Di Indonesia mereka melakukan propaganda abu-abu, dengan tujuan bahwa melakukan teror itu radikalisme Islam. Sudah lama Mossad menyadari, bila Islam bersatu di Indonesia akan menjadi ancaman bagi kepentingan nasionalnya. Dalam konteks ini perlu dicermati upaya mempertentangkan antara Ahmadiyah dengan elemen Islam lainnya di Indonesia yang berawal di Parung, kemudian konflik merebak ke berbagai kota di Indonesia. --[4]-- Kesimpulan Itulah sebabnya perang intelijen semakin intensif dan trennya meningkat pasca tragedi pemboman WTC dan Pentagon 11 September 2001. Tidak heran bila sejumlah pengamat Barat menggambarkan perang itu sebagai Perang Dunia Keempat antara Amerika dan dunia Islam. --[5]-- Referensi Seluruh teks diatas, diambil dan dicomot sedemikian rupa berdasarkan bacaan ini: [01]. Fink , Steven, "Sticky Fingers: Managing the global risk of economic espionage", Dearborn Trade, 2002 [02]. Lerner, K. Lee, Brenda Wilmoth, "Encyclopedia of Espionage, Intelligence, and Security VOL 1-3", Gale, 2004. [03]. Manullang, DR.AC, "Terorisme dan perang Intelijen, Behauptung Ohne Beweis", Manna Zaitun, Jakarta 2006 [04]. Cahyono, Faried, "Siasat Jitu Intel Dunia", Indomedia, Jakarta 2007 [05]. Cahyono, Faried, "Misteri Operasi Intelijen", Indomedia, Jakarta 2007 July 2008, /at/ suBMarine ----------------------------------------------------------------------- Copyleft Unreserved by Law 1995 - 2008 Kecoak Elektronik Indonesia http://www.kecoak-elektronik.net